Pengertian Sholat Istiqoroh, Hukum, Syarat, Rukun, dan Tata Caranya

Diposting pada

Dalam hidup tentu banyak Anda pernah dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membingungkan. Ada kala Anda ragu menentukan pilihan Anda. Saat itulah saat yang tepat untuk melakukan shalat istiqoroh. Dan tentang definisi sholat istiqoroh, hukum, syarat, rukun, dan tata caranya, akan diulas dalam artikel ini.

Sholat Istiqoroh

Dalam penulisan bahasa arab, istiqoroh ditulis dengan susunan hamzah washal, huruf sin, huruf ta’, huruf kha’, huruf alif, huruf ra’, dan terakhir huruf ta’ marbuthah. Bentuk tulisannya adalah استخارة .Apa asal kata dari kata istiqoroh itu? Asal katanya dari bina’ tsulatsi, terdiri dari tiga huruf. Kata tersebut adalah خار yang berarti memilih. Kata tersebut lantas diikutkan wazan:

استفعل – يستفعل – استفعالا

Dengan demikian, tashrif dari kata tersebut adalah:

استخار- يستخير – استخارة

Lantas bagaimana kata istikharah dalam definisi kajian Islam? Dalam kajian Islam, Shalat Istikharah diartikan dengan shalat yang bertujuan meminta petunjuk dalam memutuskan satu permasalahan. Hal ini tentu tidak jauh dari arti kata istikharah sendiri.

Dalam masalah menentukan jodoh misalnya, Shalat Istikharah bisa dilaksanakan. Dalam urusan pekerjaan misalnya, Shalat Istikharah juga bisa dilaksanakan. Pada intinya, dalam keadaan hati yang ragu akan suatu hal, shalat ini bisa menjadi satu cara untuk mendapat kemantapan hati.

Beberapa orang mungkin mengira, bahwa Shalat Istikharah adalah shalat untuk mendapatkan pilihan yang baik. Hal itu benar, namun tidak sepenuhnya benar. Sebab, pada dasarnya Shalat Istikharah adalah shalat dalam rangka doa agar dimantapkan pilihannya. Jadi bukan artinya, dengan Shalat Istikharah seseorang meminta ilham dan menjadikan suatu tanda tertentu sebagai tanda Allah memberi pilihan tersebut.

Hal ini yang sering disalah arti. Akhirnya, karena orang tersebut tidak mendapat ilham setelah melaksanakan Shalat Istikharah, orang tersebut tidak juga membuat pilihan. Alih-alih, menentukan pilihan, justu dia semakin ragu untuk mengambil keputusan.

Memang iya, dalam beberapa orang terjadi suatu hal yang mengisyaratkan pilihan tertentu. Namun bukan artinya, itu menjadi patokan mutlak harus terjadi pada setiap orang setelah melaksanakan Shalat Istikharah. Bisa jadi, tidak ada apa-apa setelah seseorang melaksanakan istikharah, tetapi pilihan yang sudah diambilnya menjadi semakin mantap dan yakin.

Dalam pengertian shalat istikhara, ada hal yang perlu diluruskan terkait banyaknya pemahaman masyarakat tentang shalat tersebut.

  1. Shalat Istikharah Bukan Shalat Sunnah yang Khusus

Dalam hadits yang menyebut tentang Shalat Istikharah, tidak disebutkan shalat yang dilakukan adalah Shalat Istikharah. Nabi hanya menganjurkan untuk melaksanakan shalat dua rakaat ketika tengah menghadapi suatu masalah. Ini lah yang menjadi dasar mengapa Shalat Istikharah tidak dikatakan shalat yang khusus.

Bahkan, shalat ini boleh dilakukan bersamaan dengan dengan shalat yang lain. Dalam satu shalat diniati sebagai Shalat Rawatib dan Shalat Istikharah misalnya, boleh-boleh saja. Atau kalau mau lebih baik lagi, shalat ini dilakukan sendiri.

  1. Tidak Harus Ada Suatu Hal yang Terjadi setelah Shalat Istikharah

Mungkin orang berpikir, harus ada sesuatu yang terjadi setelah Shalat Istikharah. Bisa dalam bentuk mimpi atau hal lain. Namun sebenarnya tidak demikian. Sebab, shalat ini sekadar meminta kepada Allah jalan keluar yang baik serta kebaikan atas pilihan yang diambil.

Hukum Sholat Istiqoroh

Shalat Istikharah merupakan salah satu shalat yang dianjurkan. Pembahasan terkait shalat ini tidak dibahas secara khusus dalam Kitab Fiqih, melainkan kitab-kitab tasawwuf yang justru banyak membahasnya. Alasannya, Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang cenderung ke arah shalat sunnah mutlak.

Lantas bagaimana dengan hukum shalat ini? Hukum shalat ini adalah sunnah. Hadits terkait anjuran ini tertulis dalam Kitab Shohih Bukhari berikut ini.

حدثنا قتيبة قال حدثنا عبد الرحمن بن أبي الموالي عن محمد بن المنكدر عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال : كان رسول الله صلى الله عليه و سلم

 يعلمنا الاستخارة في الأمور كما يعلمنا السورة من القرآن يقول

إذا هم أحدكم بالأمر فليركع ركعتين من غير الفريضة ثم ليقل اللهم إني أستخيرك بعلمك وأستقدرك بقدرتك وأسألك من فضلك العظيم فإنك تقدر ولا أقدر وتعلم ولا أعلم وأنت علام الغيوب

 اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري أو قال عاجل أمري وآجله فاقدره لي ويسره لي ثم بارك لي فيه

 وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شر لي في ديني ومعاشي

وعاقبة أمري أوقال في عاجل أمري وآجله فاصرفه عني واصرفني عنه

واقدر لي الخير حيث كان ثم أرضني به . قال ويسمي حاجته

Shalat Istikharah Tidak Hanya Disunnahkan ketika Bimbang

Shalat Istikharah memang bukan shalat yang hanya disunnahkan ketika Anda, misalnya, merasa bimbang. Tetapi, dalam keadaan mantap mengambil keputusan pun, shalat ini tetap dianjurkan. Pasalnya, anjuran untuk melaksanakan shalat ini adalah dalam segala urusan yang tengah dihadapi.

Shalat Istikharah Sunnah Dilakukan dalam Segala Urusan

Dalam setiap masalah yang Anda hadapi, Shalat Istikharah sunnah dilaksanakan. Dari mana sumbernya? Dari hadits tentang Shalat Istikharah yang juga menjadi dasar bahwa Shalat Istikharah tidak hanya dilakukan saat hati bimbang. Dan memang demikian yang harus diluruskan dari kebanyakan pemahaman masyarakat.

Syarat Sholat Istiqoroh

Seperti halnya shalat pada umumnya, Shalat Istikharah memiliki beberapa syarat untuk melaksanakannya. Secara umum, syarat-syarat tersebut adalah islam, balligh, serta berakal. Ditambah lagi syarat sebelum pelaksanaan shalat. Syaratnya adalah sebagai berikut:

  1. Suci anggota badan orang yang akan melaksanakan shalat. Suci yang dimaksud di sini adalah tidak tengah memiliki hadats besar atau hadats kecil. Maksud suci tersebut juga suci dari najis. Artinya, tidak ada satu najis pun yang menempel di tubuh orang yang akan melaksanakan shalat.
  2. Aurat tertutup. Tertutupnya aurat adalah bagian yang selalu dilakukan ketika shalat, bahkan di luar shalat. Dalam shalat, penutup aurat itu haruslah sesuatu yang suci dan tidak terkena najis.
  3. Berdiri di atas tempat yang suci. Suci yang dimaksud di sini adalah suci dari najis. Baik najis mukhoffafah sekalipun.
  4. Menghadap ke arah kiblat. Dalam keadaan tertentu, memang diperbolehkan shalat tanpa menghadap kiblat. Namun, keadaan semacam itu sulit sekali ditemukan.

Sebenarnya masih ada lagi syaratnya, yaitu mengetahui waktu. Hanya saja, untuk Shalat Istikharah, syarat semacam ini tidak masuk. Alasannya, Shalat Istikharah bukan bagian shalat yang ditentukan waktunya.

Rukun dan Tata Cara Sholat Istiqoroh

Secara umum, rukun Shalat Istikharah tidak ubahnya shalat lain. Jika Anda tahu bagaimana melaksanakan Shalat Dhuha, maka shalat semacam itulah yang dilakukan seseorang ketika melaksanakan Shalat Istikharah. Caranya sama, rukunnya pun sama.

Tidak berbeda sama sekali. Hal ini tentu mudah sekali dilakukan, mengingat tidak ada hal khusus yang diwajibkan dalam pelaksanaan Shalat Istikharah.

Namun demikian, ada cara khusus yang lebih baik dilaksanakan ketika melakukan Shalat Istikharah. Hukumnya tidak wajib, tetapi sebatas ‘akan lebih baik’ karena memiliki riwayat. Hal ini pula yang ditulis dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin. Caranya adalah sebagai berikut:

يقرأ في الأولى فاتحة الكتاب وقل يا أيها الكافرون وفي الثانية الفاتحة وقل هو الله أحد فإذا فرغ دعا

وقال اللهم إني أستخيرك بعلمك وأستقدرك بقدرتك وأسألك من فضلك العظيم فإنك تقدر

 ولا أقدر وتعلم ولا أعلم وأنت علام الغيوب اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني ودنياي

 وعاقبة أمري وعاجله وآجله فاقدره لي وبارك لي فيه ثم يسره لي وإن كنت تعلم

 أن هذا الأمر شر لي في ديني ودنياي وعاقبة أمري وعاجله وآجله فاصرفني عنه واصرفه عني واقدر لي الخير أينما كان إنك على كل شيء قدير

Penjelasannya:

  • Pada rakaat pertama, surat yang dibaca adalah Surat al Kafirun, setelah Fatihah selesai.
  • Pada rakaat kedua, surat yang dibaca adalah Surat al Ikhlas, setelah Fatihah selesai.
  • Setelah shalat selesai, silakan membaca doa:

اللهم إني أستخيرك بعلمك وأستقدرك بقدرتك وأسألك من فضلك العظيم

 فإنك تقدر ولا أقدر وتعلم ولا أعلم وأنت علام الغيوب اللهم إن كنت تعلم

أن هذا الأمر خير لي في ديني ودنياي وعاقبة أمري وعاجله وآجله فاقدره لي

 وبارك لي فيه ثم يسره لي وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شر لي في ديني ودنياي

 وعاقبة أمري وعاجله وآجله فاصرفني عنه واصرفه عني

 واقدر لي الخير أينما كان إنك على كل شيء قدير

Demikian ulasan tentang pengertian sholat istiqoroh, hukum, syarat, rukun, dan tata cara melakukannya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta memberikan kebermanfaatan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *