Pengertian Sholat Jenazah, Hukum, Syarat, Rukun, dan Tata Caranya

Diposting pada

Hukum Sholat Jenazah

Sudah menjadi kewajiban muslim untuk memandikan, hingga menguburkan seseorang yang meninggal dunia. Dan di antara kewajiban tersebut, ada kewajiban untuk menshalatkan jenazah. Apa sebenarnya pengertian sholat jenazah, hukum, syarat, rukun, dan tata caranya? Berikut ini ulasannya.

Sholat Jenazah

Kelahiran atau kematian yang menjadi kebalikannya, adalah bagian kelaziman dalam hidup. Tentu saja, lumrah Anda mendengar kabar tentang dua hal itu di sekitar Anda. Pada berita kelahiran, adat jawa melakukan tradisi jagong bayi. Pada tradisi kematian, adat jawa melakukan tradisi layat.

Layat ini biasanya dilakukan mulai kabar kematian hingga satu minggu setelah kematian. Umumnya, masyarakat setempat sudah berkumpul di rumah orang yang meninggal untuk layat. Mereka juga ikut menyaksikan bahkan juga melakukan proses memandikan dan mengkafani. Mereka juga ikut menshalati mayit serta ikut mengantar jenazah ke tempat pemakaman.

Bagian menshalati mayit dari apa yang sudah ditulis di atas, akan dibahas di sini. Lantas apa definisi shalat jenazah? Definisi shalat jenazah adalah shalat yang dilaksanakan dalam rangka merawat jenazah muslim. Aturan dan cara shalat ini berbeda dengan shalat pada umumnya. Hal itu akan dibahas pada bagian bawah artikel ini.

Hukum Sholat Jenazah

Mengutip ayat 57 Surat al Ankabut, kematian memang sudah menjadi hak yang akan dilalui oleh manusia.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

العنكبوت/57

Itu sebabnya, Allah menentukan hukum agar orang-orang yang meninggal tidak lantas dibiarkan begitu saja, tetapi juga dirawat. Merawat itu tentu saja dengan empat hal: memandikan, mengkafani, menshalati, dan menguburkan.

Memang, pada beberapa jenazah tertentu ada di antara empat hal tersebut yang tidak diwajibkan. Orang yang meninggal dalam keadaan syahid karena berperang dengan orang kafir, tidak tidak dishalatkan bahkan juga tidak dimandikan. Tapi begitu, kriteria syahid seperti ini apakah bisa diaplikasikan pada zaman sekarang atau tidak, masih perlu dikaji lebih dalam.

Jenazah lain yang tidak perlu dishalati dan dimandikan adalah bayi prematur yang keluar tanpa jeritan sama sekali. Artinya, ketika bayi tersebut keluar, tidak ada suara tangisan atau apapun yang menandakan bayi tersebut memang sudah bisa bersuara ketika keluar. Jadi, jenazah bayi tersebut hanya akan dikafani dan dikuburkan saja.

Seperti halnya hukum merawat jenazah, hukum shalat jenazah pun demikian. Hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya, jika ada satu orang di suatu daerah melaksanakan hal itu, maka gugur sudah kewajiban semua orang di daerah tersebut.

Hukum Shalat Jenazah untuk Tetangga Non Muslim

Jika kebetulan Anda memiliki tetangga non muslim yang meninggal, maka haram hukumnya menshalati jenazah tersebut. Hal ini tentu sudah mafhum. Artinya, setiap orang yang meninggal akan dirawat sesuai dengan agamanya masing-masing. Mungkin hampir tidak akan ditemukan seorang yang meninggal namun dirawat dengan cara agama lain.

Lantas apa yang boleh dilakukan seorang muslim terhadap jenazah non muslim? Sebatas berbela sungkawa hukumnya boleh. Memandikannya juga boleh, bahkan mengkafani serta menguburkannya. Hanya saja jika jenazah tersebut adalah jenazah orang murtad atau non muslim yang menentang dan melawan Islam, maka haram hukumnya ikut mengkafani serta menguburkan.

Hukum Shalat Jenazah untuk Orang yang Buruk Prilakunya

Hukum shalat jenazah untuk orang semacam ini tetap wajib. Pasalnya, pengecualian menshalatkan jenazah hanya untuk non muslim dan orang murtad saja. Selebihnya, kewajiban menshalatkan jenazah tetap berlaku sebagaimana biasa.

Keterangan terkait kewajiban ini juga dijelaskan dalam Kitab Bughyah al Mustarsyidin.

يجب تجهيز كل مسلم محكوم بإسلامه،

 وإن فحشت ذنوبه،

وكان تاركاً للصلاة وغيرها من غير جحود،

 ويأثم كل من علم به أو قصر في ذلك،

 لأن لا إله إلا الله وقاية له من الخلود في النار، هذا من حيث الظاهر،

 وأما باطناً فمحل ذلك حيث حسنت الخاتمة بالموت على اليقين

 والثبات على الدين فالأعمال عنوان.

Hukum Shalat Jenazah yang Bercampur dengan Jenazah Non Muslim

Hukum shalat jenazah yang bercampur tetap fardhu kifayah. Hal ini untuk memenuhi hak muslim terhadap muslim lain. Pendapat seperti ini juga yang disampaikan Syekh Ibrahim al Bajuri dalam kitabnya.

لو اختلط مسلم بكافر صلى على الجميع

Syarat Sholat Jenazah

Syarat-syarat melaksanakan shalat jenazah sama hal dengan syarat shalat pada umumnya. Syarat wajibnya adalah islam baligh berakal. Sedang syarat sahnya adalah sebagai berikut:

  1. Menghadap kiblat
  2. Suci badan serta pakaian, juga tempat melaksanakan shalat jenazah.
  3. Bersih dari hadats kecil atau hadats besar
  4. Menutup aurat

Rukun Sholat Jenazah

Dibandingkan dengan shalat-shalat yang lain, rukun shalat jenazah adalah rukun yang berbeda jauh. Pasalnya, dalam shalat jenazah tidak ada rukuk, i’tidal, atau pun sujud. Dalam rukun shalat jenazah juga tidak ada bacaan tasyahud. Lantas bagaimana? Rukun shalat jenazah adalah sebagai berikut:

  1. Niat

Niat ini dibaca bersama mengangkat tangan melakukan takbir. Jika jenazah adalah laki-laki, maka niat yang dibaca dalam shalat jenazah bisa seperti niat di bawah ini:

أصلي على هذا الميت اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْض كفاية مأموما/اماما لله تعالى

Lalu, jika jenazah berjenis kelamin perempuan, maka niatnya adalah:

أصلي على هذه الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْض كفاية مأموما/اماما لله تعالى

Jika jenis kelamin jenazah tidak diketahui karena faktor tertentu bagaimana? Niat shalat boleh menggunakan niat seperti ketika niat shalat jenazah laki-laki.

  1. Takbir Ihrom/Takbir

Takbir ini dilakukan sebanyak empat kali. Takbir pertama adalah takbirotul Ihrom yang disertai niat. Takbir kedua adalah takbir yang kemudian diikuti dengan membaca shalawat nabi. Takbir ketiga adalah takbir yang diikuti dengan doa untuk jenazah. Takbir keempat adalah takbir yang juga diikuti dengan doa untuk jenazah serta salam.

  1. Membaca Fatihah

Fatihah yang dibaca adalah fatihah sebagaimana yang dibaca dalam shalat sebagimana mestinya. Aturannya pun sama. Tentu hal ini sudah mafhum. Fatihah dibaca setelah takbir pertama atau takbirotul ihrom.

  1. Membaca Shalawat Nabi

Shalawat nabi yang dibaca seperti shalawat yang dibaca setelah tasyahud dalam shalat pada umumnya.

اللهم صل على محمد وعلى آل سيدنا محمد.

كما صليت على ابراهيم وعلى آل سيدنا ابراهيم. وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد. كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم.

في العالمين إنك حميد مجيد.

  1. Membaca Doa untuk Jenazah

Doa yang dibaca setelah takbir ketiga adalah:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Atau dengan lafadz yang lebih panjang lagi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِوَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَنَجِّهِ مِنْ النَّارِ

 

Doa yang dibaca setelah takbir keempat adalah:

اللهم لا تحرمنا أجره ولا تفتنا بعده واغفر لنا وله

Dua doa tersebut dibaca ketika jenazahnya merupakan jenazah laki-laki. Jika jenazah berjenis kelamin perempuan, maka dlomir hu diubah menjadi ha. Sehingga doa tersebut menjadi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَها وَارْحَمْها وَعَافِها وَاعْفُ عَنْها

Dan:

اللهم لا تحرمنا أجرها ولا تفتنا بعدها واغفر لنا ولها

Jika jenazah tidak diketahui jenis kelaminnya, maka boleh menggunakan yang mana saja. Jika menggunakan hu maka dikembalikan pada kata mayyit yang hukumnya mudzakar. Jika menggunakan ha maka dikembalikan pada kata janazah.

  1. Salam

Salam yang dilakukan sama dengan salam pada shalat biasa. Salam dilakukan dengan cara menoleh ke arah kanan, lalu dilanjutkan ke arah kiri. Ketika menoleh ke arah kanan disunnahkan untuk membaca doa:

إني أسألك الفوز بالجنة

Ketika menoleh ke arah kiri disunnahkan membaca doa ini:

إني أسألك النجاة من النار والعفو عند الحساب

Tata Cara Sholat Jenazah

Dengan mengetahui rukun shalat jenazah, sesungguhnya Anda sudah tahu apa saja yang dilakukan dalam melaksanakan shalat tersebut. Namun, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan ketika shalat jenazah dilaksanakan.

  1. Urutan Cara Shalat Jenazah

Urutan cara shalat jenazah adalah:

  1. Niat
  2. Takbir lalu membaca fatihah
  3. Takbir lalu membaca shalawat.
  4. Takbir lalu membaca doa
  5. Takbir lalu membaca doa lagi.
  6. Lalu salam.
  1. Ketinggalan Takbir Imam

Jika seseorang ketinggalan takbir imam, maka hukumnya persis dengan makmum masbuq. Dia mengikuti takbir imam, namun bacaannya sesuai dengan urutan takbir yang dilakukan orang itu sendiri. Sehingga, jika nanti imam salam, orang tersebut tinggal menambah takbir hingga genap 4 takbir.

Demikian ulasan tentang pengertian sholat jenazah, hukum, syarat, rukun, dan tata cara melakukannya. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan serta menambah kebermanfaatan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *