Jika Anda dalam perjalanan jauh, Anda pasti akan melewati beberapa waktu sholat padahal Sholat merupakan bagian daripada Rukun Islam. Menariknya, Anda tidak perlu sholat pada waktu-waktu seperti biasanya. Sebagai keringanan, Anda bisa melakukan Sholat Jamak dengan menyatukan dua sholat ke dalam satu waktu. Lantas bagaimana pengertian Sholat Jamak, penyebab, syarat, rukun, dan tata caranya, berikut ini ulasannya.
Sholat Jamak
Sholat Jamak sering disandingkan dengan Sholat Qoshor. Keduanya memang keringanan yang diberikan Allah atas orang yang tengah melakukan perjalanan. Bentuk keringanan tersebut berupa potongan jumlah rokaat yang disebut dengan Qoshor, dan penggunaan satu waktu untuk dua sholat yang disebut jamak.
Dari sini, tentu sudah mulai jelas, apa sebenarnya pengertian dari Sholat Jamak. Sholat Jamak adalah mengumpulkan dua sholat tertentu sehingga bisa dilakukan dalam satu waktu sholat saja. Sholat tertentu itu maksudnya adalah, sholat dhuhur disatukan dengan sholat ashar. Sholat maghrib disatukan dengan sholat isyak.
Lalu timbul pertanyaan, apakah boleh menggabungkan sholat ashar dengan maghrib? Atau, bolehkan menggabungkan sholat isya’ dengan subuh? Atau, katakan lah menggabungkan dua sholat tidak seperti yang disebutkan pada paragraf sebelumnya?
Jawabannya, tidak boleh. Aturannya memang sudah demikian. Pasangan sholat-sholat tersebut tidak boleh diubah. Sholat dhuhur dengan sholat ashar. Sholat maghrib dengan sholat isyak. Sholat subuh tidak memiliki pasangan dan itu sebabnya sholat subuh harus dilaksanakan tepat pada waktu subuh.
Sholat Jamak ada dua jenis dari sisi tata cara pelaksanaannya. Pertama disebut Sholat Jamak Taqdim, dan kedua disebut Sholat Jamak Ta’khir.
Pengertian Sholat Jamak Taqdim adalah ketika Sholat Jamak tersebut dilaksanakan pada waktu yang pertama. Sholat dhuhur dan ashar, misalnya, dilaksanakan pada waktu dhuhur. Atau sholat maghrib dan isya’, dilaksanakan pada waktu maghrib.
Berbeda dengan Sholat Jamak Ta’khir. Pelaksanaan Sholat Jamak Ta’khir dilakukan pada waktu yang kedua. Itu artinya, jika Anda melaksanakan sholat dhuhur dan ashar pada waktu ashar, maka Anda melakukan Sholat Jamak Ta’khir. Atau, ketika Anda melaksanakan sholat maghrib dan isya’ pada waktu isya’, maka Anda disebut melakukan Sholat Jamak Ta’khir.
Lantas, apa pentingnya mengetahui sholat yang dilakukan adalah Jamak Taqdim atau Jamak Ta’khir? Ada sedikit perbedaan cara melaksanakannya. Aturan keduanya juga berbeda. Sehingga, Anda harus paham apakah tengah melaksanakan Sholat Jamak Taqdim atau Sholat Jamak Ta’khir.
Tentang bagaimana penjelasan tentang perbedaan aturan tersebut, Anda bisa mengikutinya dengan menuntaskan artikel ini.
Penyebab Sholat Jamak
Sholat Jamak tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Maksudnya, tanpa ada sebab tertentu, tidak boleh seseorang serta merta melaksanakan Sholat Jamak.
Mengapa? Karena Sholat Jamak memiliki sebab-sebab yang memperbolehkan seseorang untuk melaksanakannya. Jika tidak memiliki sebab, Sholat Jamak tidak boleh dilakukan. Dan dengan begitu, sholat harus dilakukan sebagaimana mestinya.
Berikut ini adalah alasan-alasan yang memperbolehkan seseorang melaksanakan Sholat Jamak:
-
Sedang dalam perjalanan
Ini adalah alasan yang kebanyakan dipahami orang untuk melaksanakan Sholat Jamak. Meski demikian, tidak semua perjalanan membuat Sholat Jamak boleh dilaksanakan. Ada syarat khusus untuk itu. Penjelasannya akan dibahas pada syarat Sholat Jamak di bagian bawah.
-
Ketika hujan lebat
Dalam keadaan hujan lebat, diperbolehkan juga melaksanakan sholat jamak. Hanya saja, sholat jamak yang diperbolehkan adalah Sholat Jamak Taqdim, bukan Sholat Jamak Ta’khir. Dalam keterangan pada Kitab Bajuri dijelaskan, Sholat Jamak yang dimaksud di sini memiliki syarat khusus. Kondisi di mana Sholat Jamak tersebut bisa dilakukan juga sudah ditentukan.
Lantas bagaimana penjelasan lengkapnya? Sholat Jamak tersebut dilakukan secara berjamaah, tidak boleh dilakukan sendiri-sendiri. Sholat tempat melaksanakan jamaah tersebut juga harus cukup jauh dari rumah orang-orang yang melaksanakan Sholat Jamak tersebut. Kondisi hujan tersebut juga harus bertahan hingga melaksanakan sholat yang kedua.
Sholat Jamak dengan sebab ini memang pernah dilaksanakan, tetapi tidak banyak yang melaksanakannya untuk sekarang ini.
Selain karena kurang familiar, kondisi dan syarat yang memungkinkan untuk melaksanakan Sholat Jamak dengan sebab hujan juga sulit ditemukan.
Syarat dan Rukun
Syarat-syarat serta rukun yang terlaku untuk melaksanakan sholat juga terlaku ketika melaksanakan Sholat Jamak. Misalnya, sebelum sholat seseorang harus suci baik dari hadats kecil atau pun hadats besar, maka demikian juga yang harus dilakukan sebelum melaksanakan Sholat Jamak.
Rukun sholatnya pun juga sama. Niat, takbirotul ihram, dan lain sebagainya juga harus dilakukan di dalam melaksanakan Sholat Jamak. Dengan demikian, jika ditanyakan apa rukun Sholat Jamak, jawabannya tentu sama. Rukun Sholat Jamak adalah rukun sholat pada umumnya. Sebab, tidak ada cara khusus untuk melaksanakan Sholat Jamak kecuali tambahan syarat tertentu.
Seperti yang dibahas sebelumnya, Sholat Jamak cenderung dilaksanakan saat perjalanan, meski tidak demikian seluruhnya. Lantas, untuk perjalanan, perjalanan seperti apa yang diperbolehkan untuk melaksanakan Sholat Jamak?
- Perjalanan yang tidak memiliki tujuan maksiat.
- Jarak tempuhnya sudah mencapai 89 Km.
Terkait dengan syarat Sholat Jamak, ada perbedaan syarat antara Sholat Jamak Taqdim dengan Sholat Jamak Ta’khir. Syarat melaksanakan Sholat Jamak Taqdim adalah sebagai berikut:
- Tertib, berurutan. Menjamak sholat dhuhur dengan asar, maka harus dilaksanakan sholat dhuhur dulu, baru sholat asar. Menjamak sholat maghrib dan isyak, maka harus melaksanakan sholat maghrib dulu, baru kemudian melaksanakan sholat isyak.
- Niat jamak sholatnya dilaksanakan pada sholat yang pertama dan harus bersamaan dengan takbirotul ihram. Inilah yang mengharuskan seseorang menyisipkan sighot jamak ketika niat melaksanakan sholat yang pertama.
- Dilaksanakan terus menerus. Jarak antara sholat pertama dan kedua tidak boleh melebihi waktu yang umumnya bisa digunakan untuk melaksanakan sholat dua rokaat.
Meski demikian, ada pendapat yang mengatakan, niat jamak boleh dilakukan di tengah sholat yang pertama, sebelum sholat tersebut selesai atau salam. Dan tentang bagaimana niat sholat jamak, akan dibahas pada tata cara Sholat Jamak.
Lalu bagaimana dengan syarat Sholat Jamak Ta’khir? Syaratnya adalah sebagai berikut:
- Masih berada dalam perjalanan.
- Boleh dilaksanakan dengan tertib atau tidak. Artinya, menjamak sholat dhuhur dan asar, boleh melaksanakan sholat dhuhur dulu kemudian sholat asar; atau melaksanakan sholat asar dulu, kemudian sholat dhuhur.
- Boleh dilaksanakan dengan terus menerus atau tidak. Artinya, antara dua sholat yang dijamak tersebut, boleh diberi jarak yang lama.
- Berniat dalam hati untuk melaksanakan Sholat Jamak Ta’khir pada waktu sholat pertama. Maksudnya, sholat jamak ta’khir dhuhur dan asar, maka ketika masih berada di waktu dhuhur, Anda sudah harus niat akan melaksanakan sholat jamak ta’khir.
- Ketika tengah melaksanakan Sholat Jamak Ta’khir, niat jamak boleh dilakukan saat melaksanakan sholat pertama atau sholat yang kedua.
Tata Cara Sholat Jamak
Dengan mengetahui syarat dan rukun Sholat Jamak di atas, tentu sudah ada gambaran jelas apa yang harus dilakukan untuk melaksanakan Sholat Jamak. Maka, dalam bagian tata cara Sholat Jamak ini, yang menjadi titik fokus pembahasan adalah niat Sholat Jamak, baik Taqdim atau pun Ta’khir.
Melaksanakan Sholat Jamak Taqdim dhuhur dan asar, niatnya adalah sebagai berikut:
- Niat sholat dhuhur:
أصلي فرض الظهر اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِجَمْعَ تَقْدِيْمٍ إماما /مأموما لله تعالي
- Niat sholat asarsebagaimana biasa.
Melaksanakan Sholat Jamak Taqdim maghrib dan isya’, niatnya adalah sebagai berikut:
- Niat sholat maghrib:
أصلي فرض المغرب ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ إماما /مأموما لله تعالي
- Niat sholat isyak sebagaimana sholat isyak biasa.
Melaksanakan Sholat Jamak Ta’khir dhuhur dan asar, niatnya adalah sebagai berikut:
- Niat menjamak ta’khir ketika masuk waktu dhuhur ini hukumnya wajib. Berbeda dengan niat jamak ta’khir dalam sholat yang justru sunnah muakkad. Niat jamak ta’khir ketika masuk waktu dhuhur ini bisa dengan bahasa apa saja. Tetapi, jika mau dengan bahasa arab, contoh niatnya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ تَأْخِيْرَ الأُلَى لِأَفْعَلِهَا فِي وَقْتِ الثَّانِيَة
- Niat sholat dhuhur
أصلي فرض الظهر اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِجَمْعَ تَأخِيْرٍ إماما /مأموما لله تعالي
- Niat sholat asar sebagaimana biasa.
Melaksanakan Sholat Jamak Ta’khir maghrib dan isya’, niatnya adalah sebagai berikut:
- Niat menjamak ta’khir ketika masuk waktu maghrib. Caranya sama dengan niat pada Jamak Ta’khir dhuhur.
- Niat sholat maghrib:
أصلي فرض المغرب ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَأخِيْرٍ إماما /مأموما لله تعالي
- Niat sholat isyak sebagaimana sholat isyak biasa.
Demikian ulasan lengkap yang bisa kami tuliskan kepada segenap pembaca tentang materi pengertian Sholat Jamak, penyebab, syarat, rukun, dan tata caranya. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang sedang mencari referensi atas artikel ini. Trimakasih,