Tentu filsafat bukan sesuatu yang asing bagi banyak orang, lebih-lebih orang-orang yang berkecimpung dalam dunia akademisi. Tapi bisa jadi, perihal istilah filsafat Islam menjadi hal lain yang mengundang tanya.
Filsafat Islam
Kata lain dari filsafat adalah filosofi. Keduanya memiliki makna sama, tetapi tempat asal dua kata tersebut berbeda. Filsafat diambil dari bahasa arab, falsafah. Berbeda dengan filosofi yang diambil dari kata Yunani, kata philein dan kata shopia. Philein bermakna cinta, sedang shopia bermakna pemikiran atau kebijaksanaan.
Dari sini tentu sudah jelas apa yang dimaksud dengan filsafat. Filsafat atau ilmu filsafat adalah ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran. Dasar yang digunakan untuk mencari kebenaran tersebut adalah hal-hal yang ada di sekitar. Hal itu pula yang lantas mendapat sebutan ajaran atau agama.
Ini tentu berbeda dengan istilah filsafat Islam. Filsafat Islam adalah ilmu filsafat yang lebih mengerucut lagi. Kata Islam menjadi penanda bahwa dasar pencarian kebenaran adalah hal-hal yang diajarkan di dalam Islam, juga dasar-dasar agama Islam itu sendiri.
Ada banyak pertentangan terkait filsafat Islam ini. Pertentangan itu lebih kepada penting-tidaknya filsafat Islam itu sendiri. Sebab, banyak juga ulama yang cenderung menunjuk hasil pemikiran filsafat ini sebagai kekufuran. Apalagi, salah satu masalah yang dibahas di dalam filsafat Islam adalah tauhid, hal yang sangat sensitif sekali untuk dipikirkan atau difilsafatkan.
Pada bagian penamaan filsafat Islam juga terdapat pertentangan. Masalahnya, filsafat adalah pemikiran manusia, yang dalam hal itu dikatakan sebagai proses mencari kebenaran. Sedang begitu, Islam sendiri adalah ajaran yang mengarah pada ketaatan. Penjagaannya bukan lewat proses pemikiran, tetapi lewat riwayat dari Allah, Malaikat, Nabi, lalu disebarkan dan diajarkan kepada ummat.
Ini juga alasan, mengapa mempelajari filsafat tidak sepenuhnya diperbolehkan. Tetapi, belajar filsafat juga tidak sepenuhnya diharamkan. Jika diambil garis besar, selama keilmuan itu tidak bertentangan dengan agama dan justru memperkuat agama seseorang, hal itu boleh dipelajari. Jika itu bertentangan dan membuat seseorang cenderung kufur, maka hukum mempelajarinya menjadi haram.
Sejarah Filsafat Islam
Salah satu hal yang menjadi penyebab pertentangan boleh-tidaknya belajar filsafat adalah asal muasal ilmu filsafat itu sendiri. Filsafat berasal dari barat, dari Yunani. Secara pemikiran, orang barat dan orang timur sudah berbeda.
Belum lagi dengan dasar pencarian kebenaran yang digunakan. Orang timur menggunakan Quran dan hadits, orang barat murni menggunakan pemikiran mereka.
Lantas, bagaimana mulanya filsafat bisa masuk ke dalam Islam? Inilah salah satu hal yang patut dikulik. Asal usul filsafat dalam Islam tidak lepas dari penyebaran Islam yang telah merambah ke barat hingga Eropa, termasuk Yunani yang berada di ujung tenggara Eropa. Saat itulah, lantas dilakukan penterjemahan buku-buku keilmuan dari Bahasa Yunani ke Bahasa Arab.
Memang, seperti yang disinggung di atas, filsafat berasal dari Yunani. Lewat penterjamahan buku-buku Yunani, diterjemah pula buku-buku filsafat yang lantas diadopsi oleh pemikir-pemikir Muslim. Tentu saja, bukan secara keseluruhan, tetapi hal-hal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan justru bisa dimanfaatkan untuk perkembangan Islam sendiri.
Dari proses itulah, filsafat Islam mulai dikenal. Lahir lah kemudian tokoh-tokoh filsafat Islam yang memiliki andil besar atas perkembangan dunia keislaman. Beberapa tokoh tersebut adalah yang akan dibahas di bawah seperti Al Farobi, Al Ghozali, juga Ibnu Sina.
Ruang Lingkup Filsafat Islam
Filsafat adalah pemikiran. Sepintas, tidak ada hal menarik yang menjadi kajian di dalam filsafat. Tetapi, manfaat filsafat sendiri sebenarnya cukup banyak. Salah satunya membangun dan membiasakan berpikir, baik ke dalam maupun ke luar.
Berpikir ke dalam artinya, memikirkan dirinya sendiri. Tujuannya apa? Tujuannya adalah agar seseorang menjadi lebih sadar bahwa dirinya adanya makhluk Allah.
Berbeda dengan berpikir ke luar. Berpikir ke luar adalah memikirkan hal-hal di luar dirinya untuk mengetahui kekuasaan Allah. Dan inilah salah satu bentuk aplikasi Quran dalam kehidupan, terutama ayat-ayat yang menegaskan untuk selalu memikirkan keagungan Allah.
Selain itu, filsafat juga bagus untuk melatih diri memecahkan segala persoalan yang tengah dihadapi. Sebab, sudah barang tentu, tidak semua persoalan dijelaskan penyelesaiannya lewat Quran dan hadits. Contoh saja, Anda tidak akan menemukan di dalam Quran atau hadits cara menambal ban dalam motor atau mobil Anda, bukan? Menemukan cara untuk menambal ban juga bagian dari filsafat.
Dari sedikit paparan di atas, mungkin Anda sudah mulai paham, ruang lingkup filsafat Islam cukup luas. Dalam dunia pendidikan saja, filsafat Islam menjadi jalan untuk mencari sistem paling baik agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
Maka, lewat filsafat Islam, dilakukan cara merumuskan tujuan pendidikan, bagaimana kegiatan pendidikan yang dilakukan, bagaimana mengatur dan menyiapkan tenaga pengajar dan lain sebagainya.
Tidak hanya dalam hal pendidikan saja, dalam hal ilmu fisika, ilmu kedokteran, bahkan tasawwuf dan teologi, ilmu filsafat ini digunakan. Hanya saja, dalam hal teologi, lebih-lebih yang berkaitan dengan ketauhidan, banyak yang tidak memperbolehkan filsafat digunakan.
Alasannya, tidak sedikit orang yang lantas terjebak dalam pikirannya sendiri. Alih-alih orang tersebut bisa berubah lebih taqwa dan semakin meningkat keimanannya. Sebaliknya, dia malah terjerumus dalam kesesatan serta penyimpangan ajaran agama dari yang seharusnya.
Tokoh Filsafat Islam
Berikut ini adalah beberapa tokoh filsafat Islam yang banyak dikenal dalam dunia keilmuan. Paparannya singkatnya, bisa Anda baca di bawah ini:
- Al Kindi
Al Kindi memiliki nama asli Abu Yusuf Ya’qub. Al Kindi disebut-sebut sebagai penggagas filsafat Islam. Menurutnya, Islam tidak jauh dengan filsafat. Artinya, baik Islam atau pun filsafat bukan dua hal yang saling bertentangan.
Pendapat itu sekaligus yang menjadi sanggahan atas pendapat yang menyebut Islam sama sekali bertolak belakang dengan filsafat.
Al Kindi tidak hanya dikenal sebagai pemikir hebat dan cerdas, karya yang dihasilkannya juga tidak sedikit. Setidaknya, al Kindi juga ahli dalam bidang aritmatikan serta musik. Tidak heran, jika al Kindi cukup diperhitungan tidak hanya oleh para ahli filsafat Muslim, tetapi juga ahli filsafat barat.
- Al Farabi
Nama asli al Farobi adalah Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al Farabi‘. Al Farobi disebut-sebut sebagai tokoh kedua setelah al Kindi dalam hal filsafat. Keduanya pun sama-sama hidup pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriyyah.
Pemikiran-pemikiran al Farobi banyak dipengaruhi oleh tokoh filsafat barat semacam Aristoteles dan Plato. Hasil-hasil pemikiran al Farobi tidak hanya dalam satu bidang ilmu saja, tetapi dalam beberapa bidang. Beberapa di antaranya adalah ilmu jiwa, ilmu metafisikan, juga ilmu tauhid.
- Ibnu Sina
Selain sebagai filsuf atau orang yang ahli dalam hal filsafat, Ibnu Sina juga dikenal sebagai ahli dalam hal ilmu kedokteran. Pendapatnya yang paling banyak dikenal adalah: Tuhan merupakan asal dari akal dan segala keilmuan.
Dua hal bidang keilmuan yang banyak ditekuni dan menjadi ruang bagi Ibnu Sina untuk berfilsafat adalah metafisika serta ilmu jiwa. Ibnu Sina hidup pada tahun 370 hingga tahun 428 Hijriyyah.
- Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd memiliki nama asli Abu Walid Muhammad bin Rusyd. Seperti halnya tokoh filsafat lain, ada cukup banyak bidang ilmu yang menjadi ruangnya untuk berfilsafat. Salah satunya adalah bidang ketauhidan. Salah satu pendapatnya tentang tauhid adalah: Allah merupakan penggerak pertama atas segala yang ada.
Aliran filsafat yang dipegang oleh Ibnu Rusyd adalah filsafat rasional. Artinya, akal dan kemampuannya sangat dihargai dalam aliran filsafat ini.
Alasannya, dengan akal tersebut, Allah memberi kemampuan manusia untuk memahami dan menafsiri alam raya ini. Berdasar catatan sejarah, Ibnu Rusyd hidup pada tahun 520 hingga 595 Hijriyyah.
- Al Ghazali
Al Ghozali merupakan salah satu tokoh filsafat ternama. Al Ghazali adalah salah satu tokoh filsafat yang kurang sependapat dengan beberapa tokoh filsafat lain yang menurut al Ghazali cenderung ngawur. Salah satu kitab filsafat yang ditulis oleh tokoh filsafat dari Thusi tersebut adalah Kitab Tahafutul Falasifah.
Demikian ulasan tentang pengertian filsafat Islam, sejarah, ruang lingkup, dan tokohnya. Semoga saja melalui ulasan kali ini bisa membantu dan menambah wawasa bagi segenap pembaca yang sedang mencari referensinya. Terima kasih. Salam.