Salah satu bentuk shalat sunnah yang tidak bisa disepelekan adalah Shalat Sunnah Rawatib. Memang apa sebenarnya Shalat Sunnah Rawatib itu? Berikut Anda akan diberikan ulasan terkait pengertian shalat sunnah rawatib, syarat, rukun, dan tata caranya melalui artikel ini.
Shalat Sunnah Rawatib
Mengacu pada definisi yang ditulis dalam Kitab Bajuri, pengertian Shalat Rawatib adalah shalat sunnah yang mengikuti shalat fardlu dalam rukun Islam. Dengan begitu, shalat sunnah semacam Shalat Dluha tidak termasuk ke dalam Shalat Rawatib.
Alasannya, Shalat Dluha tidak mengikuti shalat fardlu. Shalat dluha adalah shalat sunnah yang dikerjakan sendiri, terpisah dari shalat yang lain.
Shalat Rawatib ini memiliki fungsi menyempurnakan shalat fardlu yang dilakukan. Dengan demikian, misalnya, shalat fardlu yang dilakukan ada yang kurang, maka Shalat Rawatib ini yang menambalnya. Kekurangan di sini bukan dalam hal rukun atau syarat-syaratnya, melainkan kekurangan dalam hal kekhusyukannya. Jadi jangan salah mengartikan maksud ‘kurang’ di sini.
Itu sebabnya, Shalat Rawatib ini sangat dianjurkan. Lebih-lebih karena Shalat Rawatib ini juga memiliki keistimewaan. Salah satu keistimewaan tersebut adalah Shalat Rawatib bisa menjadi pintu rahmat Allah bagi siapa yang melaksanakannya. Ini seperti yang dituturkan oleh hadits dalam Sunan at Tirmidzi.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ وَأَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِىُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِىُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُسْلِمِ بْنِ مِهْرَانَ سَمِعَ جَدَّهُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ حَسَنٌ
Lantas bagaimana dengan hukum Shalat Rawatib? Hukum Shalat Rawatib adalah sunnah muakkad. Tetapi ada juga yang sunnah ghoiru muakkad.
Perbedaan keduanya adalah, sunnah muakkad merupakan hukum sunnah yang dekat pada wajib. Sudah sunnah di bawahnya adalah sunnah ghoiru muakkad. Jadi, dua-duanya sama-sama sunnah. Hanya saja yang pertama lebih kuat anjurannya.
Syarat dan Rukun Shalat Sunnah Rawatib
Membicarakan syarat dan rukun shalat sunnah ini, sebenarnya tidak lepas dari rukun dan syarat yang ada dalam shalat pada umumnya. Sebab, secara garis besar, rukun dan syarat Shalat Sunnah Rawatib sama dengan syarat dan rukun shalat pada umumnya.
Syarat wajib yang harus dipenuhi bagi orang yang hendak melaksanakan Shalat Rawatib serta shalat pada umumnya adalah:
- Ini artinya, orang yang kafir atau keluar dari agama Islam, tidak sah melakukan shalat. Jika pun mereka melaksanakan shalat misalnya, shalat mereka dihukumi tidak sah. Sebab ini adalah syarat, jadi harus dipenuhi.
- Usia balligh adalah usia 9 tahun bagi perempuan dan 15 bagi laki-laki. Tetapi, bagi laki-laki yang sudah mengeluarkan mani, meski usianya belum mencapai 15 tahun, tetap dihukumi balligh.
- Berakal artinya, tidak tidur, tidak gila, juga memiliki kesadaran yang utuh. Dengan begitu, orang yang tengah mabuk karena minuman keras, tidak sah melaksanakan shalat.
Tiga hal itulah yang menjadi syarat wajib yang harus dipenuhi sebelum seseorang melaksanakan shalat. Lalu bagaimana dengan syarat yang dilakukan ketika akan shalat? Syaratnya ada lima, diulas sebagai berikut:
- Suci anggota badan. Dia tidak memiliki hadats kecil. Dia juga tidak memiliki hadats besar. Hadats kecil adalah hal yang mewajibkan seseorang wudlu terlebih dahulu. Hadats besar adalah hal yang mewajibkan seseorang mandi besar. Tentang apa saja hal yang masuk hadats besar dan kecil, kiranya tidak perlu dibahas di sini.
- Menutup aurat. Aurat laki-laki dan perempuan tidak sama. Di dalam shalat, perempuan memiliki aurat seluruh tubuh, terkecuali wajah dan telapak tangan bagian dalam. Batas wajah bawah sendiri adalah ujung dagu. Sehingga bagian di bawah rahang harus ditutupi. Ini tentu berbeda jauh dengan laki-laki yang hanya wajib menutup bagian lutut hingga pusar.
- Suci tempat dan pakaian. Tempat untuk melaksanakan shalat harus suci. Demikian juga dengan baju yang dikenakan, tidak boleh ada najis di sana. Tidak juga terciprat oleh najis. Cara-cara mensucikan najis bisa dilihat pada artikel tentang cara bersuci.
- Mengetahui masuknya waktu shalat. Waktu shalat sudah ditentukan. Meski pun yang dikerjakan adalah shalat sunnah, mengetahui waktu shalat juga penting. Alasannya, Shalat Sunnah Rawatib adalah shalat sunnah yang mengikuti shalat fardlu. Dengan begitu, shalat tersebut juga dikerjakan pada waktu yang sama dengan shalat yang diikutinya.
- Menghadap kiblat. Kiblat yang dimaksud adalah ka’bah. Maka mengetahui berapa derajat posisi seseorang dari ka’bah tidak boleh disepelekan. Setidaknya hal itu bisa dilakukan lewat kecanggihan teknologi zaman ini. Jika pun misalnya, Anda benar-benar tidak tahu arah kiblat, Anda bisa bertanya atau meyakini arah tertentu sebagai arah kiblat.
Bagaimana dengan rukun Shalat Rawatib? Rukunnya sama saja dengan sholat sunnah lainnya. Tidak ada yang membedakan. Namun tentu saja niat yang digunakan berbeda dengan shalat lainnya. Itu pasti.
Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib
Untuk membahas tata cara Shalat Rawatib, ada dua hal yang akan menjadi poin pembahasan. Poin pertama adalah terkait jumlah rakaat Shalat Rawatib. Sedang poin kedua, adalah niat Shalat Rawatib.
Rakaat Shalat Rawatib
Secara keseluruhan, jumlah rakaat shalat rawatib ada 22. Perinciannya adalah, 10 rakaat untuk Shalat Sunnah Rawatib yang muakkad, dan 12 rakaat untuk Shalat Sunnah Rawatib yang ghoiru muakkad. Lalu apa saja Shalat Sunnah Rawatib yang muakkad. Berikut ini rinciannya:
- 2 rakaat sebelum shalat subuh
- 2 rakaat sebelum shalat dhuhur
- 2 rakaat sesudah shalat dhuhur
- 2 rakaat setelah shalat maghrib
- 2 rakaat setelah shalat isya’
Total jumlah rakaat di atas adalah 10 rakaat. Jumlah ini lebih sedikit dibanding dengan jumlah rakaat shalat rawatib yang dihukumi ghoiru muakkad. Seperti yang sudah ditulis di atas, jumlah rakaat shalat sunnah ghoiru muakkad berjumlah 12. Perinciannya adalah sebagai berikut:
- 2 rakaat sebelum shalat dhuhur
- 2 rakaat sesudah shalat dhuhur
- 4 rakaat sebelum shalat ashar
- 2 rakaat sebelum shalat maghrib
- 2 rakaat sebelum shalat isya’
Melihat rincian di atas, mungkin Anda bertanya, mengapa ada 2 rakaat sebelum dan sesudah shalat dhuhur pada sunnah ghoiru muakkad? Padahal, hal yang sama juga ada pada Shalat Sunnah Rawatib yang muakkad?
Alasannya begini. Shalat Sunnah Rawatib yang mengikuti shalat dhuhur berjumlah 8 rakaat. Empat rakaat dilaksanakan sebelum shalat dhuhur, dan empat rakaat dilaksanakan setelah shalat dhuhur. Nah, 2 rakaat sebelum dan setelah shalat dhuhur termasuk yang muakkad. Sedang 2 rakaat yang lain, sebelum dan setelah shalat dhuhur, termasuk ghoiru muakkad. Tentu bisa dipaham, bukan?
Niat Shalat Rawatib
Di bagian ini, Anda akan tahu bagaimana niat seluruh Shalat Rawatib yang ada. Niatnya mungkin akan terlihat sama. Untuk itu, Anda harus memperhatikannya dengan lebih seksama. Urutan niat di bawah ini disesuaikan dengan muakkad dan ghoiru muakkad-nya.
- Niat Shalat Rawatib sebelum shalat subuh
أُصَلِّي سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لله تعالي
- Niat Shalat Rawatib sebelum shalat dhuhur. Baik muakkad atau ghoiru muakkad, niatnya sama.
أُصَلِّي سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لله تعالي
- Niat Shalat Rawatib sesudah shalat dhuhur. Baik muakkad atau ghoiru muakkad, niatnya sama.
أُصَلِّي سُنَّةَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً لله تعالي
- Niat Shalat Rawatib setelah shalat maghrib
أُصَلِّي سُنَّةَ المَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً لله تعالي
- Niat Shalat Rawatib setelah shalat isya’
أُصَلِّي سُنَّةَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً لله تعالي
- Niat Shalat Rawatib sebelum shalat ashar. Yang perlu diingat, jumlah rakaat Shalat Rawatib untuk shalat ashar ini ada 4 rakaat. Bisa dikerjakan dua rakaat dua rakaat, bisa juga dikerjakan langsung empat rakaat. Berturut-turut niatnya adalah:
أُصَلِّي سُنَّةَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لله تعالي
أُصَلِّي سُنَّةَ العَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلِيَّةً لله تعالي
- Niat Shalat Rawatib sebelum shalat maghrib
أُصَلِّي سُنَّةَ المَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لله تعالي
- Niat Shalat Rawatib sebelum shalat isya’
أُصَلِّي سُنَّةَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لله تعالي
Kiranya ini sudah menjadi jelas. Tinggal sekarang bagaimana melaksanakan shalat rawatib yang luar biasa tersebut. Demikian ulasan tentang pengertian Shalat Sunnah Rawatib, syarat, rukun, dan tata cara dalam pelaksanannya. Semoga bermanfaat. Salam.