Ada sebagian umat Islam yang takut membicarakan tasawuf. Dalam bayangan banyak orang, Tasawuf ini adalah ilmu yang sering dikaitkan dengan kegilaan jika seseorang tidak kuat menjalaninya. Padahal tidak demikian adanya, hal ini didasarkan pada sebagai tokoh yang menjalankan hidup menjadi seorang tasawuf.
Tasawuf
Tasawuf kerap diartikan sebagai hal yang dikaitkan dengan sufisme. Sufisme sendiri cenderung lebih dikenal dengan hal-hal yang berbau anti modern dan terkesan kuno. Pemahaman semacam itu ada benarnya, sebab sufisme atau Tasawuf cenderung meninggalkan kemodernan jika itu bertentangan dengan hal yang bisa dibenarkan.
Pengertian Tasawuf
Tasawuf dalam kaitan kebahasaan bisa diartikan dengan serambi. Ini karena ada satu pendapat yang mengatakan istilah Tasawuf berasal dari kata Shuffah. Zaman dulu, banyak sahabat yang mondok pada Nabi. Tetapi mereka bukan tinggal di asrama, melainkan tinggal di serambi masjid.
Merekalah yang disebut sebagai Ahlussuffah. Dari situ kemudian Tasawuf dikaitkan dengan kebiasaan para Ahlussuffah tersebut.
Ada lagi yang berpendapat asal istilah Tasawuf dari kata Shaf yang bermakna barisan. Alasannya, ahli Tasawuf lah yang menjadi barisan paling depan dalam hal ibadah atau hal lain yang baik.
Namun begitu, ada juga yang berpendapat asal istilah Tasawuf dari kata Shafa. Shafa merupakan salah satu kayu yang bisa bertahan di tengah tandus gurun pasir. Dan demikian lah perumpamaan keteguhan iman ahli Tasawuf.
Dari semua pendapat muasal istilah Tasawuf, pendapat yang paling banyak dipahami justru adalah, kata Shuf atau bulu domba asal istilah Tasawuf. Alasannya, salah satu kebiasaan ahli Tasawuf zaman dahulu adalah menggunakan pakaian dari bulu domba. Pakaian itu adalah pakaian sederhana yang jauh dari mewah. Bahkan pakaian tersebut terasa kasar bila digunakan.
Lantas bagaimana sebenarnya definisi istilah Tasawuf? Menurut Imam Junaid, seorang sufi dari Baghdad, Tasawuf merupakan sikap yang mau mengambil mulia serta meninggalkan hal yang rendah atau merendahkan.
Pendapat lain disampaikan oleh Syeikh Ahmaz Zorruq dari Maroko, terkait definisi Tasawuf. Menurutnya, Tasawuf adalah bidang ilmu tentang perbaikan hati yang dilakukan murni karena Allah, dengan menggunakan pengetahuan tentang jalan keislaman. Pengetahuan itu pun bukan hanya terbatas pada fiqhiyyah saja, tetapi melingkupi ilmu yang berkaitan dengan amalan dan ketauhidan.
Dari definisi yang sudah disebutkan di atas, sebenarnya masih ada cukup banyak definisi dari ulama-ulama ahli Tasawuf yang lain. Namun, definisi yang ditulis di atas sudah cukup bisa mewakili definisi-definisi lain meski dengan susunan kata berbeda.
Hekekat Tasawuf
Jika diambil inti sari, Tasawuf merupakan bentuk keilmuan yang mempelajari tentang bagaimana membersihkan hati. Tentu bukan dari kotoran yang tampak oleh mata, melainkan dari kotoran-kotoran hati yang menjadi bawaan nafsu buruk. Pada akhirnya, bersih hati ini akan membawa seseorang semakin dekat dengan Pencipta. Dan hidupnya benar-benar ditujukan untuk Allah saja.
Tentu saja ini bukan hal yang mudah, apalagi jika disamakan dengan membalik tangan. Sebab, kadang-kadang, setelah seseorang mempelajari ilmu Tasawuf, orang tersebut tidak cukup mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan. Kadang bukan membersihkan, namun hanya mampu mengedentisifikasi.
Secara, hal ini sudah cukup baik. Sebab dengan hasil identifikasi sikap dan perbuatan, seseorang sudah memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Dia juga berkesempatan untuk menjadikan perbuatan baiknya lebih berkualitas. Berbeda dengan orang yang tidak tahu sama sekali. Orang yang tidak tahu atau tidak pernah mengidentifikasi perbuatan, akan menganggap perbuatan baiknya adalah baik. Padahal tidak semua perbuatan baik selalu baik.
Apa maksud perbuatan baik tidak selalu baik? Dalam ilmu Tasawuf perbuatan baik selalu memiliki ruh. Ruh itu adalah keikhlasan. Keikhlasan sendiri adalah pemurnian amal tanpa ada sifat buruk yang menyertainya. Seringkali hal yang terlihat sebagai amal dunia adalah amal akhirat. Begitu pun sebaliknya.
Hal-hal yang ada di dalam Tasawuf tidak ada satu pun yang bertentangan dengan al Quran atau pun Hadits. Tasawuf adalah jalan, sedang dua hal itu, Quran dan Hadits adalah petunjuk. Tentu saja, jalan kebaikan apapun tidak boleh lepas dari petunjuk.
Di dalam al Quran, ada beberapa ayat yang biasa dikaitkan dengan sufi atau Tasawuf, Ayat-ayat tersebut adalah:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
[البقرة/115]
Titik inti dari ayat tersebut adalah: di mana pun atau ke arah manapun orang menghadap, maka di situlah dia bisa menghadap Allah. Tentu saja ini kaitannya dengan ketauhidan dan bagaimana seseorang memposisikan diri sebagai hamba bagi Allah.
Ada lagi ayat:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
[البقرة/186]
Secara inti, isi ayat tersebut adalah: jarak Allah dan hamba-Nya itu dekat. Allah akan mengabulkan doa hamba yang mau berdoa. Hubungan kedekatan antara Allah dan hamba-Nya dalam ayat ini yang menjadi fokus pembahasan ilmu Tasawuf.
Ada juga ayat tentang Tasawuf yang berbunyi:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
[ق/16]
Ayat tersebut memberitahukan, bahwa kedekatan Allah dengan hamba-Nya bahkan lebih dekat dari urat leher. Allah juga mengetahui dengan jelas apa yang menjadi gerak hati hamba-Nya.
Ayat yang lain lagi adalah:
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آَتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
[الكهف/65]
Ayat tersebut adalah ayat yang menceritakan tentang Nabi Musa saat mencari Nabi Khidir. Nabi Khidir lah yang disebut dalam ayat tersebut memiliki ilmu yang telah Allah ajarkan. Ilmu itu adalah ilmu yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa. Dan itu sebabnya, Allah meminta Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir.
Tujuan Tasawuf
Tujuan adanya tasawuf, antara lain;
- Pendekatan
- Pemurnian.
Tasawuf akan mendekatkan seseorang terhadap Allah. Tasawuf juga yang akan memurnikan perbuatan-perbuatan seseorang. Dengan begitu, seluruh kebaikan yang dilakukannya hanya tertuju dan terkhusus untuk Allah saja. Akhirnya, hasil yang didapat adalah kedekatan hamba dengan tuhannya.
Jika ada pendapat yang mengatakan tujuan Tasawuf adalah untuk memperbaiki akhlak dan ibadah, maka pendapat tersebut tidak salah. Sebab, Tasawuf erat kaitannya dengan akhlak dan ibadah. Baik akhlak, ibadah, atau pun Tasawuf sendiri memiliki tujuan dan hasil akhir yang sama: Allah.
Fungsi Tasawuf dan Contohnya
Tasawuf merupakan latihan dan cara untuk membersihkan diri terutama hati. Maka di dalam Tasawuf diajarkan bagaimana menghilangkan mengenali sifat-sifat buruk yang sering menciderai perbuatan baik. Jika dalam kaca mata umum perbuatan baik adalah perbuatan baik saja, dalam Tasawuf perbuatan baik masih dipilah antara yang ikhlas dan yang tidak. Perkara membuat ikhlas tersebut adalah tugas Tasawuf.
Lantas, bagaimana jelasnya fungsi dari Tasawuf? Fungsi Tasawuf adalah satu: membentuk jalan agar manusia dekat dengan tuhannya. Bagaimana caranya? Dengan membahas banyak hal terkait bisikan hati dan perubahan-perubahan di dalamnya. Selain itu, ilmu Tasawuf juga akan mengupas tentang ibadah yang murni karena Allah.
Seperti yang sudah ditulis di atas, ibadah atau perbuatan ada yang murni dan ada yang tidak. Seperti apa ibadah yang murni, Tasawuf yang akan membahasnya. Tasawuf juga akan mengidentifikasi sifat-sifat buruk manusia yang sering menciderai ibadah.
Dalam tataran Fiqih misalnya, harta yang wajib dizakati memiliki syarat-syarat tertentu. Salah satu syaratnya adalah sudah haul atau sudah satu tahun. Dan bisa saja, orang yang tidak mempelajari Tasawuf akan berbuat sesuatu yang membuat syarat zakat tersebut tidak cukup. Dalam masalah ini, fiqih menghukumi tidak wajib zakat. Namun secara Tasawuf, orang yang berbuat demikian termasuk orang yang tidak berakhlak.
Biasanya dalam Tasawuf, materi yang selalu dibahas adalah terkait taubat, wara’ atau menjaga diri dari hal-hal subhat, zuhud, sabar, juga ridho.
Tentang ibadah-ibadah yang sifatnya sunnah juga banyak dibahas dalam ilmu-ilmu Tasawuf, bahkan ibadah sunnah yang biasanya tidak disinggung oleh Fiqih.
Di sinilah asyiknya mempelajari Tasawuf. Asyik dan penting. Sebab, mendekatkan diri kepada allah tidak cukup hanya dengan beribadah sunnah ala fiqhiyyah, tetapi juga harus ditambah dengan banyak ibadah sunnah. Ibadah wajib merupakan kewajiban, tambahannya adalah ibadah sunnah.
Demikianlah serangkaian bentuk penjelasan tentang pengertian tasawuf, hekekat, tujuan, fungsi, dan contohnya yang bisa kami berikan. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,