Pernah Sholat Taubat? Atau belum tahu apa itu Sholat Taubat? Penasaran? Simak ulasan tentang pengertian sholat taubat, hukum, tata cara, dan manfaatnya berikut. Setelah membacanya, mungkin Anda akan tertarik untuk melakukannya.
Sholat Taubat
Sholat Taubat adalah sholat yang dilakukan dalam rangka bertaubat kepada Allah. Bisa itu karena sudah melakukan dosa-dosa besar, atau bisa juga karena telah melakukan dosa-dosa kecil yang banyak. Namun begitu, tanpa jelas dosa apa yang dilakukan misalnya, tetap diperbolehkan melakukan sholat ini.
Mungkin Anda akan bertanya, pengertian Sholat Taubat seperti yang sudah ditulis di atas, berasal dari Kitab Fiqih mana. Jika demikian, maka jawabannya tidak diambil dari mana-mana. Memang benar, Fiqih selalu membahas hal-hal terkait ibadah di dalam agama Islam. Di sisi lain, Sholat Taubat adalah bagian sholat yang termasuk ke dalam kategori ibadah.
Di sinilah perlu dilakukan penjelasan lebih dalam. Benar bahwa Sholat Taubat adalah bagian dari ibadah. Namun begitu, dalam banyak Kitab Fiqih yang dikarang oleh ulama-ulama, sedikit yang membahas Sholat Taubat dalam bab khususs. Itu karena Sholat Taubat adalah bagian dari cara melakukan taubat. Sedang taubat sendiri bukan ranah Fiqhiyyah, melainkan Tasawwuf.
Maka menjadi jelas, mengapa cukup sulit menemukan pembahasan mendetail Sholat Taubat dalam banyak Kitab Fiqih. Atau bahkan, mungkin tidak ada satu pun Kitab Fiqih yang membahas Sholat Taubat dalam bab khusus? Mungkin saja.
Hukum Sholat Taubat
Sebelum membahas hukum Sholat Taubat, ada baiknya jika membahas taubat terlebih dahulu. Merunut arti kata taubat dalam segi bahasa, taubat bisa diartikan dengan janji untuk tidak melakukan suatu hal. Taubat juga bisa diartikan penyesalan atau hal yang berkaitan dengan ampunan atau memohon ampun.
Dalam sebuah hadits yang dicantumkan di dalam Tafsir Ibnu Katsir bahkan dikatakan, penyesalan adalah taubat itu sendiri. Bunyi haditsnya adalah seperti yang ditulis di bawah ini:
قال الإمام أحمد: حدثنا سفيان، عن عبد الكريم، أخبرني زياد بن أبي مريم، عن عبد الله بن مَعقِل قال: دخلت مع أبي عَلى عبد الله بن مسعود فقال: أنت سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: “الندم توبة؟”. قال: نعم. وقال مَرَة: نعم سمعته يقول: “الندم توبة”. ورواه ابن ماجة، عن هشام بن عَمَّار، عن سفيان بن عُيينة، عن عبد الكريم -وهو ابن مالك الجَزَريّ-به
Hanya saja, dari istilah taubat yang berarti penyesalan, berkembang kembali istilah Taubatan Nasuha. Taubatan Nasuha adalah taubat yang benar-benar murni.
Sebab, tentu Anda pun tahu, ada taubat yang sekadar di mulut, ada juga taubat sesaat yang diulang lain kali. Hal ini tidak ubahnya sebuah penyesalan atau permintaan maaf yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang tulus dan ada yang pura-pura.
Lalu, bagaimana maksud Taubatan Nasuha? Masih dari sebuah penjelasan dalam Tafsir Ibnu Katsir:
التوبة النصوح هو أن يُقلعَ عن الذنب في الحاضر، ويندمَ على ما سلف منه في الماضي، ويعزِم على ألا يفعل في المستقبل. ثم إن كان الحق لآدمي ردّه إليه بطريقه.
Taubatan Nasuha adalah membersihkan diri dari dosa yang tengah dilakukan, menyesali dosa yang sudah diperbuat sebelumnya, dan berniat untuk tidak melakukan pada waktu berikutnya.
Pengertian lain terkait Taubatan Nasuha ada pada hadits yang lagi-lagi juga dicantumkan di dalam Tafsir Ibnu Katsir. Bunyi haditsnya adalah:
قال زر: فقلت لأبي بن كعب: فما التوبة النصوح؟ فقال: سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: هو الندم على الذنب حينَ يَفرطُ منك، فتستغفرُ الله بندامتك منه عند الحاضر، ثم لا تعود إليه أبدًا
Dalam hadits tersebut Ubay bin Ka’ab menjawab pertanyaan tentang maksud Taubatan Nasuha. Dia sendiri lantas mengambil jawaban atas pertanyaan yang sama yang dia ajukan kepada Rasulullah. Jawaban Rasulullah adalah, bahwa Taubatan Nasuha adalah menyesali dosa yang telah lampau, beristighfar dalam keadaan sekarang, lalu tidak mengulanginya selamanya.
Membaca pengertian di atas, tentu Anda sudah paham, taubat adalah bagian dari ibadah yang bukan dari sesuatu yang diwajibkan secara syariat. Namun begitu, sebagaimana ibadah-ibadah tambahan, taubat selalu dianjurkan. Ini lebih dari bagaimana agar seorang hamba dekat kepada penciptanya.
Allah tidak akan memaksa siapapun untuk bertaubat, tetapi justru hamba lah yang harus memaksa dirinya agar bertaubat. Alasannya, karena setiap manusia selalu memiliki sisi yang harus ditaubati.
Dan membicarakan tentang hukum Sholat Taubat, tidak ubahnya membicarakan taubat itu sendiri. Taubat adalah sesuatu yang dianjurkan, demikian juga dengan Sholat Taubat. Namun perlu diketahui, Sholat Taubat bukan satu-satunya cara untuk bertaubat. Sholat Taubat adalah salah satu cara bertaubat dan beribadah dalam rangka meminta maaf kepada Allah.
Tata Cara Sholat Taubat
Adapun tentang tata cara dalam melaksanakan sholat taubat, antara lain;
Sudah disinggung di atas bahwa Sholat Taubat adalah salah satu cara bertaubat. Ranahnya bukan lagi dalam pembahasan Fiqhi, melainkan lebih ke arah tasawwuf. Kalau pun ada anjuran untuk melakukan Sholat Taubat sebagai salah satu bentuk bertaubat, maka Fiqih mencover dalam Sholat Sunnah Mutlaq.
Sholat Sunnah Mutlaq ini bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang tidak diperbolehkan untuk melaksanakan sholat sunnah. Waktu-waktu tersebut terbagi menjadi lima waktu. Apa saja itu, berikut rinciannya:
- Setelah subuh hingga matahari terbit
- Setelah matahari terbit hingga masuk waktu Dluha
- Ketika matahari berada di puncak langit atau disebut waktu istiwak, hingga masuk waktu dhuhur
- Setelah sholat ashar, hingga matahari tenggelam
- Waktu matahari tenggelam hingga masuk waktu maghrib
Lalu bagaimana cara melakukan Sholat Mutlak tersebut? Caranya sama seperti sholat sunnah biasa. Rukunnya pun sama seperti rukun sholat pada umumnya. Mungkin niatnya saja yang sedikit berbeda. Anda bisa menggunakan niat sebagai berikut untuk melakukan Sholat Sunnah Mutlak Taubat:
اُصَلِّي سُنَّةَ الْمُطْلَقِ رَكْعَتَيْنِ لِله تَعالى
Atau bisa juga menggunakan niat sebagai berikut:
اُصَلِّي سُنَّةَ التّوبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِله تَعالى
Dalam niat tersebut sholat yang dilakukan menggunakan jumlah rokaat dua. Jika ingin melakukan sholat mutlak lebih dari dua rokaat, maka silakan ulangi sholat mutlak tersebut hingga menjadi beberapa kali sholat. Dua rokaat lalu salam, dua rokaat lalu salam, dan demikian seterusnya.
Tidak hanya dengan cara demikian, melakukan sholat sunnah mutlak dengan empat rokaat satu kali salam juga boleh. Cara melakukan Sholat Mutlak semacam ini sama persis dengan cara melakukan sholat isya’. Niatnya saja yang nanti membedakan antara sholat sunnah mutlak dan sholat isya’.
Niat Sholat Sunnah Mutlak empat rokaat adalah seperti yang ditulis berikut. Untuk catatan, kata sunnatal muthlaqi boleh juga diganti dengan sunnatat taubati, sama seperti niat sholat dengan dua rokaat yang sudah ditulis sebelumnya.
اُصَلِّي سُنَّةَ الْمُطْلَقِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِله تَعالى
Manfaat Sholat Taubat
Tidak tanggung-tanggung manfaat Sholat Taubat. Taubat saja memiliki banyak manfaat. Ditambah dengan sholat, tentu manfaatnya akan semakin berlimpah. Dalam hadits yang tertulis dalam Kitab Hadits Abu Dawud, terdapat salah satu hadits tentang Sholat Sunnah Taubat. Isi haditsnya adalah sebagai berikut:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ. ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ
Tidak ada seorang pun yang melakukan dosa, kemudian dia bersuci, lalu mendirikan sholat dua rokaat, kemudian memohon ampunan, kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosa orang tersebut. Setelah menyampaikan hal tersebut, Rasulullah membacakan ayat seperti yang tertulis di dalam hadits tersebut hingga selesai.
Selain itu, apa lagi manfaatnya? Tentu saja, bertaubat akan membuat hati menjadi bersih, menambah kedekatan terhadap Allah, juga memberi energi positif dalam hidup. Anda hanya perlu yakin dan terus melakukan hal-hal yang baik seraya meninggal hal-hal yang buruk.
Demikian ulasan tentang pengertian sholat taubat, hukum, tata cara, dan manfaatnya. Semoga bisa membantu dan membawa energi positif dalam kehidupan Anda sebagai pembaca atau siapapun yang tengah berusaha menjadi lebih baik lagi. Salam.