Pengertian Puasa Daud, Hukum, Tata Cara, dan Manfaatnya

Diposting pada

Puasa Daud Adalah

Ada salah satu puasa sunnah yang cukup sakral dan menarik untuk dibahas. Puasa tersebut adalah Puasa Daud. Lantas, bagaimana kah sebenarnya pengertian Puasa Daud, hukum, tata cara, dan manfaatnya? Tidak perlu menunggu lama. Anda segera bisa mengetahuinya lewat artikel ini.

Puasa Daud

Puasa Daud adalah puasa yang menjadi syariat umat Nabi Daud. Dalam ajaran Islam, ada tiga jenis syariat kaitannya dengan syariat umat sebelum Nabi Muhammad. Ketiganya adalah:

  • Syariat lama yang juga menjadi bagian dari syariat sekarang. Ini seperti syariat untuk melaksanakan sholat serta puasa.
  • Syariat lama yang tidak menjadi syariat sekarang. Bisa jadi syariat tersebut memang dikhususkan untuk umat terdahulu, bisa jadi karena syariat lama tersebut sudah dihapus dan diganti dengan syariat baru.
  • Syariat lama yang tidak dihapus oleh syariat baru, tetapi juga tidak dimasukkan dalam syariat baru.

Dari mana dasar pembagian itu? Pembagian tersebut berasal dari kesepakatan ulama. Seperti yang diketahui, dasar hukum Islam adalah Quran, Hadits, Ijtihad, dan kesepakatan Ulama atau yang biasa disebut Ijma’ Ulama.

Sampai di sini tentu sudah menjadi jelas apa pengertian Puasa Daud. Tentu saja, selanjutkan akan dibahas bagaimana hukum melaksanakan Puasa Daud, sedang di sisi lain, umat Nabi Muhammad sudah punya syariat Puasa Ramadlan. Pembahasan ini tentu akan sangat menarik, bukan?

Hukum Puasa Daud

Sebelum membahas hukum Puasa Daud, perlu dibaca dulu dua dasar Hadits yang menyebut Puasa Daud. Dua hadits tersebut diambil dari Hadits Shohih Bukhari.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ الثَّقَفِىِّ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو قَالَ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ، وَأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ ، كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ »

Maksudnya, Abdullah bin Amr menirukan ucapan Rasulullah padanya, bahwa Puasa Daud merupakan puasa yang paling utama dalam pandangan Allah. Bagaimana caranya? Dengan satu hari puasa, lalu tidak berpuasa untuk satu hari setelahnya. Sedang untuk sholat, yang paling baik menurut pandangan Allah adalah sholat Nabi Daud. Sholat tersebut adalah sholat pada pertengahan malam, pada sepertiga malam, juga pada seperenam malam.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ أَخْبَرَهُ وَأَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو – رضى الله عنهما – قَالَ أُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَنِّى أَقُولُ وَاللَّهِ لأَصُومَنَّ النَّهَارَ وَلأَقُومَنَّ اللَّيْلَ مَا عِشْتُ . فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ الَّذِى تَقُولُ وَاللَّهِ لأَصُومَنَّ النَّهَارَ وَلأَقُومَنَّ اللَّيْلَ مَا عِشْتُ » قُلْتُ قَدْ قُلْتُهُ . قَالَ « إِنَّكَ لاَ تَسْتَطِيعُ ذَلِكَ ، فَصُمْ وَأَفْطِرْ ، وَقُمْ وَنَمْ ، وَصُمْ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ ، فَإِنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ » . فَقُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ « فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمَيْنِ » . قَالَ قُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ . قَالَ « فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا ، وَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ ، وَهْوَ عَدْلُ الصِّيَامِ » . قُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

 قَالَ « لاَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ » .

Hadits ini adalah hadits tentang percakapan Abdullah bin Amr dengan Rasulullah. Ketika itu, Rasulullah mendapat kabar bahwa Abdullah bin Amr akan berpuasa pada siang hari dan melaksanakan sholat pada malam hari tanpa tidur.

Tentu saja, Rasulullah menasihati, “Kamu tidak akan mampu! Berpuasa dan berbuka (tidak berpuasa setiap hari). Sholat dan tidur. Puasa tiga hari dalam satu bulan. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Dengan begitu, berpuasa tiga hari sama dengan berpuasa satu bulan.” Tapi Abdullah bin Amr menjawab, “Saya kuat berpuasa yang lebih berat.”

Rasulullah pun mengatakan, “Kalau begitu, puasa satu hari, tidak berpuasa dua hari.” Abdullah bin Amr menimpal, “Saya kuat berpuasa yang lebih berat.”

Rasulullah pun mengatakan, “Kalau begitu, puasa sehari, dan tidak berpuasa satu hari. Itu adalah cara yang dilakukan Daud ketika berpuasa. Puasa semacam itu adalah puasa yang baik.” Abdullah bin Amr menimpal, “Saya kuat berpuasa yang lebih berat.” Rasulullah membalas, “Tidak ada puasa yang lebih bagus lagi dari Puasa Daud.”

Dari dua hadits di atas tentu sudah tergambar, bagaimana hukum Puasa Daud. Hukum Puasa Daud adalah sunnah. Alasannya, puasa semacam itu adalah puasa yang paling adil dan imbang. Tidak berlebihan, juga tidak terlalu ringan.

Lalu, bagaimana hukum Puasa Daud ketika bertepatan dengan hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa, seperti Hari Tasyrik atau Hari Raya? Puasa Daud-nya berhenti dulu. Sebab, tidak ada puasa wajib apalagi sunnah yang boleh dikerjakan pada hari-hari itu.

Bagaimana jika puasa tepat dengan Hari Jumat, padahal puasa pada Hari Jumat tidak diperbolehkan? Puasa pada Hari Jumat tidak boleh jika puasa yang dilakukan khusus Hari Jumat saja. Berbeda dengan Puasa Daud yang dilakukan berkelanjutan. Jadi, meskipun Hari Jumat, Puasa Daud tetap boleh dijalankan.

Bagaimana jika pada Hari Rabu dan Jumat berpuasa Daud, sedang pada Hari Kamis berpuasa Kamis? Itu bukan masalah. Hari Kamis tetap boleh puasa dan tidak merusak kebiasan Puasa Daud. Besok, jika sudah giliran Puasa Daud, lanjutkan lagi Puasa Daud-nya.

Tata Cara Puasa Daud

Bagaimana cara melaksanakan Puasa Daud? Cara melaksanakan Puasa Daud adalah dengan berpuasa satu hari, lalu besoknya tidak berpuasa, demikian seterusnya. Atau, dengan kalimat yang lebih mudah, Puasa Daud dilakukan dengan sehari puasa, sehari tidak.

Bagaimana dengan niat Puasa Daud? Sebenarnya, niat puasa boleh saja tidak diucapkan. Namun memang, sebaiknya ada bentuk pengucapan niat dengan lisan. Mengapa begitu? Karena niat puasa adalah hal yang kaitannya dengan hati. Niat adalah bentuk kesengajaan. Sehingga, hanya dengan bentuk menyengaja puasa di dalam hati, itu sudah cukup mewakili niat.

Niat tersebut sebaiknya juga dilakukan waktu malam sebelum masuk waktu fajar. Namun, karena ini adalah puasa sunnah, boleh juga berniat ketika sudah masuk waktu fajar. Niat puasa ini harus dilakukan setiap hari akan melakukan puasa. Lafadz niat Puasa Daud adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدْ لله تعالى

Selanjutnya, lakukan puasa sebagaimana puasa pada umumnya. Yaitu, menjaga diri dari hal-hal yang bisa membuat puasa menjadi batal. Waktunya, mulai dari terbitnya fajar hingga munculnya mega merah pertanda masuk waktu Maghrib.

Manfaat Puasa Daud

Secara umum, puasa memberikan efek yang baik bagi tubuh. Tidak hanya untuk urusan kinerja pencernaan, tetapi juga dari efek mood dan suasana hati. Meski begitu, tetap saja puasa adalah bagian ibadah yang berat. Karena itu, tidak semua orang bisa melakukannya. Bahkan pada orang-orang tertentu, jika ditakutkan melakukan puasa justru memberi efek buruk, maka tidak disarankan bagi orang tersebut untuk berpuasa.

Lantas apa manfaat puasa, termasuk Puasa Daud?

Meningkatkan semangat bekerja. Hal ini karena puasa membuat tubuh menjadi ringan, kadar lemat turun, dan alat pencernaan bisa beristirahat sejenak. Efeknya, mood  atau suasana hati akan tertata dengan sangat baik.

Puasa menjadi detok alami. Sudah barang tentu, cairan tubuh akan berkurang selama berpuasa. Bersama cairan-cairan tersebut, zat-zat racun di dalam tubuh akan ikut keluar. Di sinilah tubuh akan mendapat semacam peremajaan sel-sel.

Membuat awet muda. Kinerja pencernaan yang sedikit berkurang karena berpuasa mau tidak mau akan membuat masa penggunaannya menjadi lebih lama. Ditambah dengan suasana hati yang dibangun ketika berpuasa, tidak heran jika puasa bisa membuat awet muda.

Puasa mempertajam ketakwaan. Puasa adalah bagian ibadah yang spesial. Mengapa? Sebab nilai pahalanya dihitung sendiri oleh Allah. Dan sudah barang tentu, ibadah yang utama secara tidak langsung membuat ketakwaan orang yang melakukannya menjadi bertambah.

Demikian, semoga ulasan tentang pengertian Puasa Daud, hukum, tata cara, dan manfaatnya ini bisa membantu. Setidaknya, jika sudah tahu apa dan bagaimana manfaatnya, mungkin satu saat Anda akan tergerak untuk melakukannya. Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *