Pengertian Surga, Tingkatan, dan Ciri-Cirinya

Diposting pada

Surga Adalah

Salah satu hal yang tidak dipisahkan dalam urusan agama adalah bahasan tentang surga. Surga menjadi hal yang senter dibicarakan, lebih-lebih jika tengah membahas prilaku dan perbuatan manusia dalam keseharaian. Oleh karena itulah berikut ini akan diulas pengertian surga, tingkatan, dan ciri-cirinya dalam Islam.

Surga

Setiap agama, terutama Islam, memiliki ajaran tentang hidup setelah mati. Hidup tersebut biasa dinamakan dengan negeri akhirat. Hidup dalam negeri akhirat inilah yang memunculkan istilah surga, juga neraka yang akan dibahas pada ulasan lain.

Dalam Islam sendiri, surga dijelaskan dengan tempat abadi yang penuh dengan kenikmatan. Hal-hal yang ada di surga adalah hal-hal yang indah dalam persepsi setiap manusia. Bahkan, jika pun ciri-ciri surga disebutkan, keindahan surga dan seluruh nikmat yang ada di dalamnya tetap tidak dapat dibayangkan oleh manusia.

Sekalipun manusia bisa membayangkannya, nikmat apa yang ada di surga tetap tidak akan lebih baik dari nikmat yang dibayangkan oleh manusia. Keindahannya pun demikian. Segala bayangan tentang keindahan yang ada di kepala manusia, tetap akan lebih indah surga yang Allah janjikan sebagai balasan orang-orang yang tulus beribadah kepada-Nya.

Salah satu gambaran tentang keindahan surga itu ada pada ayat 35 Surat ar Ro’du. Di sana, Allah menyebut ada taman-taman indah, ada sungai mengalir dengan rasa air dan kejernihan luar biasa. Bahkan buah-buahan dan segala makanan di sana tidak pernah habis tanpa mengenal musim. Bunyi ayatnya adalah:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ

 [الرعد/35]

Tingkatan Surga

Mungkin ada perbedaan pendapat terkait berapa jumlah tingkatan surga. Dalam Kitab Daqoiq al Akhbar menyebut tingkatan surga berjumlah delapan. Namun dalam Tafsir al Thabari, tingkatan surga hanya ada empat saja. Menariknya, pada masing-masing surga-surga tersebut, terdapat surga-surga di dalamnya. Keempat surga yang dimaksud adalah:

  • Surga Adn. Surga ini adalah surga tertinggi dari surga-surga lain.
  • Surga al Ma’wa.
  • Surga Firdaus
  • Surga Naim. Surga ini adalah surga yang paling bawah.

Meski demikian, meski juga sependapat bahwa jumlah surga ada empat, Al Samarqandi menyimpulkan dua surga tertinggi adalah surga Adn dan Naim. Dua surga di bawahnya adalah surga Firdaus serta Ma’wa.

Dua surga tertinggi dibangun dari emas yang dipenuhi dengan pohon-pohon hijau. Buah-buahan ranum siap dipetik ada pada masing-masing pohon tersebut. Di dalam surga tersebut juga terdapat mata air yang selalu mengalir. Jumlahnya ada dua. Rasa airnya tidak perlu diragukan. Amat menyegarkan.

Lantas bagaimana dengan dua surga terakhir? Dua surga terakhir, yakni Firdaus dan Ma’wa dibangun dari perak, bukan emas. Perak tersebut berwarna hijau yang cenderung ke arah gelap. Tentang buah dan mata air, tidak ubahnya seperti yang ada pada dua surga tertinggi.

Pendapat lain, yakni pendapat al Baihaqi, empat surga tersebut sudah mencakup surga-surga lain. Dengan demikian, jika seseorang menyebut surga Ma’wa, artinya orang tersebut menyebut seluruh surga yang belum disebutkan.

Bagaimana dengan tingkatan surga yang ada pada Kitab Daqoiq al Akhbar? Di atas telah disebut, jumlah tingkatan surga ada delapan. Dari tingkatan yang paling rendah, delapan itu adalah:

  • Darul Jalal. Mutiara yang putih bersih digunakan untuk membuat surga ini.
  • Yaqut yang sangat merah digunakan untuk membuat surga ini.
  • Ma’wa. Surga ini terbuat dari batu zabarjud yang hijau berkilau.
  • Batu marjan merah dan kuning yang digunakan untuk membuat surga ini.
  • Perak putih adalah bahan untuk membuat surga ini.
  • Emas merah lah yang dijadikan untuk surga ini.
  • ‘Adn. Bahan yang dibuat untuk surga ini adalah intan putih.
  • Darul Qarar. Emas merah adalah bahan untuk membuat surga ini. Surga ini merupakan surga tertinggi di atas surga-surga yang lain.

Perbedaan pendapat seperti tentu tidak perlu diperdebatkan. Sebab, sejatinya, yang paling tahu bagaimana urutan surga yang benar adalah Allah. Sebagai seorang hamba, yang dilakukan tentu bagaimana meraih surga dan ridlo Allah. Itu pointnya.

Ciri-Ciri Surga

Ada banyak ciri-ciri yang disebutkan dalam hadits untuk menggambarkan surga. Namun, bagaimana pun gambarannya, secara garis besar, apa yang ada di dlaam surga adalah hal yang menyenangkan dan menjadi impian banyak orang. Beberapa berikut adalah ciri-ciri surga yang disebut dalam hadits.

Makanan serta Minuman Surga Berbeda dengan yang Ada di Dunia

Makanan surga tidak akan membuat seseorang ingin buang air besar meski dimakan banyak-banyak. Demikian juga dengan minuman yang ada di sana. bahkan sendawa yang dikeluarkan akibat makanan tersebut harumnya seperti wangi misik. Hadits yang menjelaskan tentang itu adalah hadits riwayat Imam Muslim berikut ini.

وَحَدَّثَنِى الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ الْحُلْوَانِىُّ وَحَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ كِلاَهُمَا عَنْ أَبِى عَاصِمٍ – قَالَ حَسَنٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ – عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِى أَبُو الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَأْكُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فِيهَا وَيَشْرَبُونَ وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَبُولُونَ وَلَكِنْ طَعَامُهُمْ ذَاكَ جُشَاءٌ كَرَشْحِ الْمِسْكِ يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالْحَمْدَ كَمَا يُلْهَمُونَ النَّفَسَ ». قَالَ وَفِى حَدِيثِ حَجَّاجٍ « طَعَامُهُمْ ذَلِكَ

Surga Memiliki Kamar-Kamar

Surga memiliki banyak kamar yang terlihat dari dua sisinya. Bahkan kamar atasnya pun bisa dilihat. Dengan demikian, penduduk di bagian bawah bisa melihat penduduk di bagian atas serta kenikmatan yang dinikmati penduduk surga yang lain.

Hal ini untuk menunjukkan derajat balasan yang diterima oleh masing-masing orang. Hadits tentang itu ditulis dalam Shohih Muslim.

حَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ يَحْيَى بْنِ خَالِدٍ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ ح وَحَدَّثَنِى هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الأَيْلِىُّ – وَاللَّفْظُ لَهُ – حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِى مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّىَّ الْغَابِرَ مِنَ الأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ أَوِ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الأَنْبِيَاءِ لاَ يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ. قَالَ « بَلَى وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ

Debu Surga Seperti Misik

Wangi debu surga seperti harum minyak misik. Di dalamnya juga terdapat kemah-kemah yang besar untuk setiap muslim dianugerahi surga.

Bahkan terdapat pula banyak istri yang selalu digilir, tetapi masing-masing dari istri-istri tersebut tidak bisa melihat yang lainnya. Hadits tentang ini ada dalam Kitab Shohih Muslim berikut:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « … ثُمَّ انْطَلَقَ بِى جِبْرِيلُ حَتَّى نَأْتِىَ سِدْرَةَ الْمُنْتَهَى فَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لاَ أَدْرِى مَا هِىَ – قَالَ – ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيهَا جَنَابِذُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ

Batang Pohon di Surga Lebar dan Panjang

Dahan pohon di surga tidak hanya bisa dipanjat. Bahkan dilewati kendaraan pun bisa. Itu pun tidak bisa dilalui hanya dalam waktu singkat. Berkendara seratus tahun pun seseorang belum akan sampai di ujung dahan pohon tersebut. Keterangan ada pada hadits dalam Kitab Shohih Muslim.

قَالَ أَبُو حَازِمٍ فَحَدَّثْتُ بِهِ النُّعْمَانَ بْنَ أَبِى عَيَّاشٍ الزُّرَقِىَّ فَقَالَ حَدَّثَنِى أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِىُّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ فِى الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ الْجَوَادَ الْمُضَمَّرَ السَّرِيعَ مِائَةَ عَامٍ مَا يَقْطَعُهَا

Terdapat Pasar di dalam Surga

Pakaian di dalam surga membuat orang yang kembali dari pasar tersebut semakin menarik dari sebelumnya. Ini adalah bagian nikmat yang luar biasa yang dihadiahkan Allah kepada hamba yang bertakwa padanya. Penjelasan ini seperti yang disebut dalam hadits riwayat Imam Muslim.

حَدَّثَنَا أَبُو عُثْمَانَ سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ الْبَصْرِىُّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِىِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَسُوقًا يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ فَتَحْثُو فِى وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَرْجِعُونَ إِلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدِ ازْدَادُوا حُسْنًا وَجَمَالاً فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً. فَيَقُولُونَ وَأَنْتُمْ وَاللَّهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْنًا وَجَمَالاً

Demikian ulasan tentang pengertian surga, tingkatan, dan ciri-cirinya semoga saja melalui artikel ini bisa memberikan wawasan dan juga menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *