Penyakit ‘Ain, Macam, Sebab, Pencegahan, dan Terapinya

Diposting pada

Penyakit Ain Adalah

Orang-orang awam mungkin masih belum sering mendengar penyakit ‘Ain. Dalam ilmu kedokteran memang penyakit ini adalah penyakit yang tergolong sulit untuk dinalar. Lantas, apa sebenarnya penyakit ‘Ain, macam, sebab, pencegahan, dan terapinya? Berikut ini ulasannya.

Penyakit ‘Ain

Tentang apa pengertian penyakit ‘ain, tidak banyak yang menyebutnya secara jelas. Dari literatur-literatur yang ada, penyakit ain diartikan dengan penyakit yang muncul dari pandangan buruk yang disertai hasad kepada seseorang. Ini artinya, jika ada seseorang memandang orang lain dengan kebencian, maka secara tidak langsung dia telah membuat orang lain memiliki risiko besar terkena penyakit ain.

Masalahnya, penyakit ain tidak hanya bisa diakibatkan oleh pandangan benci, pandangan suka dan kagum yang keterlaluan juga sama berbahaya. Pandangan kagum juga mampu membuat seseorang terserang penyakit ain.

Atas definisi semacam itulah, penyakit ini tergolong penyakit yang bersifat ghaib. Anda pun tentu akan sedikit lebih sulit menerima penjelasan ini, seperti halnya jika seorang dokter umum Anda tanya tentang penyakit ain. Meski demikian, catatan yang penting adalah, penyakit semacam ini ada.

Dalam Adzkar an Nawawi, ditulis sebuah doa yang biasa diucapkan Nabi untuk dua cucunya, Hasan dan Husain. Doa tersebut merupakan doa perlindungan agar dua cucunya terlindung dari syaitan, hewan berbisa, juga penyakit ain karena pandangan buruk. Hadits terkait itu adalah:

روينا في صحيح البخاري رحمه اللّه عن ابن عباس رضي اللّه عنهما قال : ” كان رسولُ اللَّه صلى اللّه عليه وسلم يعوّذ الحسن والحسين : أُعِيذُكُما بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطانٍ وَهامَّةِ وَمِنْ كُلّ عَيْنٍ لامَّةٍ ويقول : إنَّ أباكُما كان يُعَوِّذُ بِها إسْماعِيلَ وَإسْحاقَ ” صلى اللّه عليهم أجمعين وسلم

Macam‘Ain

Tidak banyak referensi yang menyebut ada berapa macam jenis penyakit ain. Rata-rata, referensi-referensi itu menyebutkan definisi, tanda, penyebab, dan langkah pengobatan yang bisa dilakukan terkait penyakit ain.

Salah satu referensi menyebut, pembagian penyakit ain hanya ada dua. Hal itu dituturkan oleh Ibnu Qoyyim. Menurut beliau, jenis penyakit ain ada yang berhubungan dengan manusia, serta ada yang berhubungan dengan jin. Definisi terkait keduanya tidak begitu ada yang menjelaskannya. Tetapi, pembagian tersebut didapat dari hadits Nabi yang berkaitan dengan penyakin ain.

Sebab‘Ain

Penyebab penyakit ain seperti yang disebutkan oleh Ibnu Hajar adalah melihat dengan suka, bercampur dengan dengki yang muncul dari sebuah tabiat. Ini sebagaimana penjelasan tentang pengertian penyakit ain sendiri.

Lantas seperti apa bentuknya? Seseorang merasa takjub karena wajah imut anak kecil. Ketakjuban serta pujian yang dilontarkan secara berlebihan ini bisa menyebabkan penyakit ain. Atau bisa juga seseorang merasa sangat tidak suka pada seseorang. Tatapan orang semacam ini akan membawa pengaruh buruk pada orang yang ditatapnya.

Salah satu hadits yang mengisyaratkan tentang penyakit ain berasal dari ketakjuban adalah hadits dari Musnad Ahmad. Bunyi haditsnya adalah sebagai berikut:

قَالَ فَقَامَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

Dalam hadits tersebut, Nabi menyarankan agar seseorang berdoa agar barokah ketika melihat sesuatu yang menakjubkan pada diri sendiri atau diri orang lain.

Pencegahan ‘Ain

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah menghindar dari hal-hal yang bisa menyebabkan penyakit ain sendiri. Itu sebabnya Nabi meminta orang yang memandang terlalu takjub pada seseorang, agar mendoakannya. Untuk itu, dua hal berikut ini mungkin bisa dilakukan.

  • Mendoakan kebaikan ketika melihat hal baik. Sebab, memuji keterlaluan atau mengagumi keterlaluan juga bisa menyebabkan penyakit ain. Hal ini sebagaimana yang dituturkan Nabi dalam hadits riwayat Ahmad yang sudah di bagian atas.
  • Jika melihat sesuatu yang bagus dan mengagumkan, alangkah lebih baik, bukan memuji sesuatu yang bagus itu. Sebaliknya, kembalikan pujian kepada Allah. Sebab, Allah yang menciptakan sesuatu yang bagus itu. Maka yang benar-benar hak untuk dipuji adalah Allah, bukan hal yang bagus itu.

Terapi ‘Ain

Yang dimaksud terapi penyembuhan penyakit ain adalah ruqyah. Nabi juga menyarankan untuk meruqyah seseorang yang terindikasi mengalami penyakit ain. Salah satu cara ruqyah yang dilakukan adalah seperti yang akan ditulis di bawah ini. Sebagai saran, ruqyah tersebut dilakukan setiap hari.

  • Sucikan diri wudlu.
  • Menghadap lah ke arah kiblat.
  • Baca:

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على محمد وأله وصحبه وسلم

استغفر الله العظيم   × 3/ × 100

لا حول ولا قوة الا باالله       × 3

يا حي يا قيوم برحمتك استغيث          × 3

  • Membaca Surat al Fatihah sebanyak 7 kali.
  • Membaca ayat 1-5 Surat al Baqarah.

الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5

  • Membaca ayat berikut dengan minimal 7 kali pengulangan pada lafadz yang berada di dalam kurung.

خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ (وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ) غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

 [البقرة/7]

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ (لَا يُبْصِرُونَ) (17) صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (18) أَوْ كَصَيِّبٍ مِنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آَذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ (19) يَكَادُ الْبَرْقُ (يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ) كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ (وَأَبْصَارِهِمْ) إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (20

[البقرة/17-20]

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آَلَ فِرْعَوْنَ (وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ

 [البقرة/50]

وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ (عَيْنًا) قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

 [البقرة/60]

قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا (تَسُرُّ النَّاظِرِينَ

 [البقرة/69]

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ (كُفَّارًا حَسَدًا) مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

 [البقرة/109]

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ (وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

 [البقرة/255]

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)

 [البقرة/285، 286]

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2) الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ (3) ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ (يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ) خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ (4

 [الملك/1-4]

وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا (لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ) لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ

 [القلم/51]

  • Membaca Surat al Ikhlas 3 kali.
  • Membaca Surat al Falaq 7 kali dengan pengulangan ayat terakhir sebanyak-banyaknya.
  • Membaca Surat an Nas 3 kali.
  • Membaca dzikir dengan pengulangan lafadz di dalam kurung berikut ini:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّمَّة مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَمَّة (وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَمَّة

بسم الله أَرْقِيْنِي مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْنِي وَمِنْ كُلِّ نَفْسٍ اَوْ (عَيْنٍ حَاسِدٍ) اَللهُ يَشْفِيْنِي بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْنِي

  • Baca penutup:

وصل الله على محمد وأله وصحبه وسلم. والحمد لله رب العالمين.والله اعلى واعلم

Demikian ulasan tentang bahasan lengkap yang bisa kami tuliskan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian penyakit ‘Ain, macam, sebab, pencegahan, dan terapinya. Semoga bermanfaat. Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *